Ada yang berpikir demikian:
Saat Allah melihat kita berpuasa dengan sungguh-sungguh dan ikhlas:
tidak makan, menahan marah, menahan nafsu, bicara lebih sopan, dan lain-lain.
Allah menjadi berbelas kasih pada kita, mengampuni dosa kita, lantas memberkati kita, dll.
Menurut saya itu SALAH.
Allah selalu baik adanya, tetapi justru kita sendiri yang menjauh dari Allah.
Terhalang dengan keinginan-keinginan dunia yang berujung pada dosa.
Yesaya 58:3
“Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga?
Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?”
Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
Dengan berpuasa kita berlatih menahan diri dari segala keinginan-keinginan dunia, sehingga perhatian kita tertuju kepada Allah, bisa merasakan dan menikmati kehadiran Allah, dalam setiap aktifitas yang kita lakukan.
Apabila setiap saat, mesra dengan Allah, secara otomatis, kita tidak akan berpikir melakukan dosa. Dan hidup kita pasti akan penuh damai dan sukacita.
Yesaya 58:11
TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering.
Memuaskan hati di tanah kering, luar biasa janji Tuhan..
Tanah kering, bisa diartikan “dalam kesulitan” tetapi janji Tuhan akan memuaskan hati kita.
Terpujilah Allah selama-lamanya.
Berkah Dalem.