"Terimakasih atas kunjungan anda. Silahakan tinggalkan pesan, kritik, saran dan komentar dari anda yang sangat kami harapkan.

Headline News

Diberdayakan oleh Blogger.
Latest Post
Tampilkan postingan dengan label Kekuatan Doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kekuatan Doa. Tampilkan semua postingan

Asal usul Doa Salam Maria

Written By MELANESIA POST on Senin, 02 Juni 2014 | 15.31



Asal usul Doa Salam Maria

Doa ‘Salam Maria’ adalah doa yang dikenal sebagai doa penghormatan Gereja kepada Bunda Maria. Berikut ini adalah sekilas asal usul doa Salam Maria, yang mengambil sumber utama dari link ini, silakan klik:
Umumnya doa ini dijabarkan sebagai doa yang terdiri dari tiga bagian:
1) “Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu…..” merupakan kutipan perkataan Malaikat Gabriel ketika mengunjungi Perawan Maria (lih. Luk 1:28).
2) “Terpujilah Engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu (Yesus)”, diambil dari salam Elisabet kepada Perawan Maria ketika Maria datang mengunjunginya (lih. Luk 1:42)
3) “Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin”, dinyatakan oleh Katekismus Konsili Trente, sebagai doa yang disusun oleh Gereja. Katekismus tersebut menyatakan, “Adalah sangat tepat, bahwa Gereja Tuhan yang kudus menambahkan kepada ucapan syukur ini, permohonan kepada Bunda Allah yang kudus untuk mendoakan kita, dan dengan demikian supaya kita memohon bantuan kepadanya agar oleh doa-doa syafaatnya, ia mengusahakan persahabatan antara Allah dan kita manusia, dan memperoleh bagi kita, berkat yang kita butuhkan untuk hidup sekarang ini dan untuk hidup yang tidak berkesudahan.”

Namun walaupun bagian ketiga ini dikatakan sebagai ‘doa Gereja’ oleh Katekismus Konsili Trente di abad ke-16, permohonan Gereja terhadap bantuan/ perlindungan Bunda Maria, itu bukan baru muncul di abad ke-16. Doa Gereja di abad awal, yang dikenal dengan doa Sub Tuum Praesidium, berbunyi, “Di bawah belas kasihanmu kami berlindung, O Bunda Tuhan. Jangan menolak permohonan kami dalam kesesakan, tetapi bebaskanlah kami dari mara bahaya, [o engkau]yang suci dan terberkati.” (Sub Tuum Praesidium, dari Rylands Papyrus, Mesir, abad ke- 2 atau 3).

Memang, penyusunan doa Salam Maria ini memiliki kisahnya tersendiri. Kata, “Salam Maria, penuh rahmat” (Ave Maria, gratia plena) itu mengacu kepada Kitab Suci terjemahan Vulgata, yang menerjemahkan secara literal, kata Yunani, chaire kecharitomene, yang sekilas sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Kata, “Salam Maria, penuh rahmat” ini telah dipergunakan oleh para Bapa Gereja sebagai ungkapan penghormatan kepada Bunda Maria. Di abad ke-7, St. Gregorius telah memasukkan ungkapan doa “Salam Maria” ini dalam Liber Antiphonarious, sebagai frasa dalam doa persembahan, dalam teks Misa Minggu keempat Masa Adven.  Seabad kemudian, frasa “Salam Maria” ini tercatat sebagai bagian dalam tulisan pengajaran St. Andreas dari Kreta dan St. Yohanes Damaskinus (abad ke 8).

Namun demikian, “Salam Maria” sebagai rumusan doa devosi belum jelas ditemukan sebelum tahun 1050. Dua buah manuskrip tua Anglo-Saxon di British Museum, yang salah satunya berasal dari tahun 1030, menunjukkan bahwa kata, “Salam Maria…. terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu” itu tertulis berulang-ulang dalam sebuah doa penghormatan kepada Bunda Maria.
Tahun 1184, Uskup Agung Canterbury, Abbot Baldwin, menulis:
“Terhadap salam dari Malaikat ini, yang dengannya kita setiap hari menyapa Sang Perawan yang Terberkati dengan devosi sedemikian, kita biasa menambahkan, “dan terpujilah buah tubuhmu,” yang dikatakan oleh Elisabet kemudian, setelah mendengar salam dari Maria, seolah melengkapi perkataan dari malaikat itu, dengan berkata: “Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu.”
Tahun 1196, dekrit sinoda dari Eudes de Sully, Uskup Paris, mengajarkan kepada para klerus, “Salam kepada Perawan Maria” ini sebagai rumusan doa yang telah dikenal di keuskupannya, sebagaimana doa resmi lainnya, seperti doa Bapa Kami dan Aku Percaya. Sejak saat itu, doa Salam Maria ini diperkenalkan dan dianjurkan kepada umat beriman, dimulai dari Sinoda di Durham di Inggris, tahun 1217.

Doa Salam Maria ini kemudian dikenal sebagai doa-doa yang umum didoakan oleh para orang kudus (Santo dan Santa), seperti St. Aybert, St. Louis dari Perancis, St. Margaret, St. Dominic dan doa di biara-biara, sebagai doa ungkapan pertobatan. Doa ini umum diulangi, sampai puluhan kali, 50 atau bahkan 150 kali, mengikuti pola pengulangan doa “Kudus, kudus, kudus” yang terus diulangi tanpa putusnya di hadapan tahta Allah yang Maha Tinggi.

Di zaman St. Louis, doa “Salam Maria” berakhir dengan “… terpujilah buah tubuhmu”. Penambahan “Yesus” sesudah frasa itu umumnya dikenal dari abad 15, menurut anjuran Paus Urban IV (1261) dan Paus Yohanes XXII (1316-1344). Teks doa Salam Maria seperti yang kita ketahui sekarang, tercatat sebagai bagian depan salah satu karya Girolamo Savonarola, di tahun 1495. Savonarola adalah seorang biarawan, yang dikenal sebagai reformer ordo Dominikan. Dua tahun sebelumnya, frasa “Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini. Amin,” tercatat dalam Calendar of Shepherds, edisi bahasa Perancis. Namun penerimaan resmi teks doa Salam Maria selengkapnya, meskipun sudah disebutkan dalam Katekismus Konsili Trente, baru akhirnya dinyatakan dalam Roman Breviary tahun 1568.
Share.

Jika Kasih itu tidak cemburu, mengapa Allah cemburu?

Jika Kasih itu tidak cemburu, mengapa Allah cemburu?

Ada orang bertanya, jika Allah adalah Kasih dan kasih itu tidak cemburu (1 Kor 13:4), mengapa  dikatakan bahwa Allah itu cemburu (Kel 20:5; Ul 4:24)?
Istilah ‘cemburu’ yang kita pahami sekarang memang cenderung mengarah kepada arti negatif. Artinya sering dihubungkan dengan rasa iri, atau curiga terhadap pihak lain. Nampaknya inilah yang terjadi dalam jemaat sebagaimana ditulis oleh Rasul Paulus di dalam suratnya di Korintus (lih. 2Kor 12:20) dan Roma (lih. Rm 13:13). Rasul Paulus mengkhawatirkan adanya “perselisihan dan iri hati…./ quarelling and jealousy (RSV) dalam jemaat.

Namun dalam Kitab Suci, kata yang sama, dapat digunakan untuk menggambarkan arti yang baik. Kata ‘cemburu’ dalam bahasa Ibrani adalah qi’nah, atau dalam bahasa Yunani zelos, mempunyai akar kata ‘hangat/ panas’. Maka tergantung konteksnya, kata ‘cemburu’ ini dapat digunakan untuk menggambarkan baik suatu perasaan negatif, ataupun positif. Rasul Paulus menggunakan kata yang sama ini, zeloo, ‘earnestly desire’, yang diterjemahkan LAI dengan ‘berusahalah untuk memperoleh’, yaitu untuk memperoleh karunia-karunia rohani (lih. 1Kor 12:31; 14:1,39). Atau yang lebih eksplisit adalah dalam suratnya yang kedua kepada jemaat Korintus, Rasul Paulus berkata:

“Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.” (2 Kor 11:2-4)

Pada ayat-ayat tersebut, ‘cemburu’ mempunyai arti positif, yaitu: mengasihi sedemikian, sehingga menjaga agar jangan sampai yang dikasihi tersesat dan tidak setia. Dalam arti yang positif inilah, Allah dikatakan sebagai Allah yang cemburu. Allah tidak cemburu dalam arti iri hati terhadap bangsa Israel, tetapi bahwa Ia begitu mengasihi bangsa Israel dengan kasih yang kuat bagaikan api yang panas, yang tidak menghendaki umat-Nya mendua hati. Demikianlah kita membaca dalam Kitab Ulangan, “Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu” (Ul 4:24); sebagai kesimpulan dari nasihat Nabi Musa agar bangsa Israel tidak melupakan perjanjian dengan Allah, dengan menjadi tidak setia (lih. Ul 4:21-23). Di sini Kitab Suci menggambarkan perkawinan rohani antara Allah dengan umat-Nya bagaikan kasih antara suami dan istri. Allah menghendaki agar bangsa pilihan-Nya hanya menyembah-Nya sebagai Allah yang satu-satunya. Sayangnya, bangsa Israel berkali-kali tidak setia kepada Allah, mereka berpaling kepada para dewa/ berhala, sehingga dalam Kitab Suci sering dikatakan bahwa bangsa Israel dan Yehuda ‘bersundal’ (lih. Yer 3:6-10). Sebaliknya, Allah adalah Allah yang tetap setia. Allah tetap menunjukkan bahwa kasih-Nya kepada umat-Nya itu adalah kasih yang begitu total dan kuat/ intense,  yang menghendaki balasan yang serupa. Ia menjaga umat-Nya dengan kasih yang ‘cemburu’ dalam arti positif, yang tak ingin bertoleransi dengan kehadiran allah-allah lain di tengah umat-Nya (lih. Kel 20:3-6, Yos 24:24-16,19-20, dst). Arti ‘cemburu’ ilahi yang sedemikian berbeda dengan ‘cemburu’ yang disebutkan oleh Rasul Paulus dalam 1 Kor 13:4. Namun karena akar katanya sama, arti positif dan negatif dari kata tersebut, disampaikan dalam kata yang sama.

Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN

Written By Unknown on Minggu, 01 April 2012 | 03.12

Kenapa Tuhan sangat membenci perceraian…?
Berapa juta wanita dengan susah payah membesarkan anaknya sendirian.
Berapa juta wanita menangis bahkan menderita karena perceraian.
Berapa juta wanita luka batin akibat perceraian.
Berapa juta anak hidup berlinang air mata karena perceraian.
Itu hanya sebagian dari berjuta-juta masalah akibat perceraian.
Pernikahan sering digambarkan sebagai sesuatu yang indah, menyenangkan.
Kalau saya menikah, betapa bahagianya aku, aku tidak akan kesepian lagi,
ada orang yang saya cintai, akan selalu disampingku setia menemaniku..
Tetapi apakah kenyataannya demikian…???
Justru pernikahan adalah awal dari sebuah komitmen untuk “menderita”.
Masing-masing harus:
siap mengalah
siap mengampuni
siap melayani
siap memberi
siap menerima kekurangan
siap menerima teguran
Bukankah itu semua suatu penderitaan? Karena pada dasarnya manusia itu “egois”.
Pahami dengan benar makna pernikahan, agar anda sungguh dapat menyiapkannya dan menjaganya.
Sebab Tuhan membenci perceraian.
Maleakhi 2:15-16
Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel–juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
Terpujilah Allah Selama-lamanya.
Berkah Dalem.

Kekuatan Doa

Doa bukan hanya salah satu sarana kita untuk mendekatkan diri kepada Allah,
namun juga perintah Tuhan(Mat 6:5-13).
Dan Tuhan Yesus sendiri memberikan teladan pada kita untuk berdoa.(Mat 14:23,Mrk 1:35,Mrk 6:46,Luk 9:18)
Mari kita lihat kekuatan doa yang tercatat dalam kitab suci:
- Yosua berdoa Matahari dan bulan berhenti(ilmu pengetahuan sekarang, bumi yg
berhenti) Yosua 10:11-12
- Elia berdoa, turunlah api Tuhan dari langit. 1 Raja-raja 18:38
- Hizkia berdoa,sakit hampir mati, disembuhkan dan ditambah umur 15 tahun.
- Ketika para murid Yesus berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul dan mereka
penuh dengan roh kudus.
Dengan beberapa bukti tersebut, sangat jelas bahwa doa sangat punya kekuatan.
Dan bukan hanya itu, doa bisa menjadi dasar hubungan kita dengan Allah.
Ketika komunikasi kita dengan Allah selalu terbangun setiap saat, maka kita akan sangat mudah menolak berbuat dosa. Yang paling penting bukan permohonan kita kepada Tuhan. Tetapi menjaga keintiman kita dengan Tuhan.
Begitu kita memiliki hubungan yang “hidup” dengan Allah.
Tentunya kita akan selalu hidup dalam damai sejahtera.
Doa kebutuhan mutlak untuk “jiwa” seperti tubuh membutuhkan “nafas” untuk hidup.
Bagaimana dengan Anda?
Apakah doa hanya untuk mengawali dan mengakhiri makan?
Apakah doa hanya untuk mengawali dan mengakhiri tidur?
Apakah doa hanya untuk mengawali dan mengakhiri pertemuan?
Terpujilah Allah Selama-lamanya.
Berkah Dalem..

Waspada pada hal-hal kecil sekalipun

Seekor burung, bertengger di pohon mangga.
Burung tersebut membuang kotoran, yang ada biji pohon benalu.
Lalu biji tersebut mulai tumbuh dan bicara kepada pohon mangga.
Benalu: Bolehkah saya menumpang pada dahan anda?
Mangga: Silahkan selama anda merasa nyaman.
Namun benalu tersebut tumbuh lebih cepat dari pada pohon mangga itu sendiri.
Ketika pohon mangga menyadari, pohon mangga berteriak-teriak.
Pergi, pergi…! Apa yang kamu lakukan..!
Benalu menjawab: Saya hanya pohon kecil yang telah engka ijinkan untuk tinggal.
Pergi…! Kata mangga sekali lagi.
Tetapi benalu sukar untuk pergi karena sudah mengakar kemana-mana.
Kemudian pohon mangga mencoba menggoyang-goyangkan tubuhnya, agar benalu rontok.
Namun telah terlambat. Justru goyangannya membuat daunnya sendiri berguguran dan pohon mangga tersebut meninggal.
Dengan cerita tersebut saya mengajak anda,
dosa sekecil apapun, ketika engkau ijinkan masuk ke kehidupan anda,
anda akan dibuatnya “nikmat” akhirnya tidak sadar bahwa dosa itu tumbuh semakin hebat menguasai hidup anda. Dan bisa menyebabkan kehancuran bahkan kematian.
Secara jasmani mungkin anda hidup, namun anda seperti orang mati, tidak dapat menyadari dan menikmati kehidupan.
Yakobus 1:14-15
Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Terpujilah Allah selama-lamanya.
Berkah Dalem..

Mencintai Tuhan

Orang selalu mempunyai waktu untuk bertemu dengan yang dicintainya.
Bahkan bukan hanya sekedar meluangkan waktu untuk menemuinya,
namun pasti berusaha menyenangkan orang yang dicintainya dengan segala daya upaya.
Bukankah ada juga tertulis:
“Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”.
Sudahkah Anda mencintai Tuhan Allahmu…?
Apakah Anda telah meluangkan waktu untuk Tuhan Allahmu?
Sebagai wujud cinta, kasih, kepadaNya?
Sudahkah Anda menyenangkan hatiNya?
Tuhan Allah ada disekitar kita.
Kita bisa bertemu denganNya setiap hari.
Pada orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita… Tuhan ada disana.
Tuhan ada pada yang teraniaya..
Tuhan ada pada yang menderita..
Tuhan ada pada yang papa miskin..
Tuhan ada pada yang kelaparan..
Tuhan ada pada yang tertekan..
Tuhan ada pada yang sedang sakit..
Sapalah Tuhanmu dan senangkalah hatiNya, sebagai bukti cintamu padaNya.
Dengan demikian cinta kasih kita kepada Tuhan terpelihara selamanya.
Memberi kepada sesama, dengan menyisihkan dari kebutuhan kita.. Bahkan mungkin menuntut pengorbanan, entah waktu, pikiran, tenaga maupun materi. Bukan menunggu kita punya lebih..
Seperti Tuhan Yesus Kristus yang dengan rela mati disalib untuk dosa-dosa kita.
Terpujilah Allah selama-lamanya.

Apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan..

Share on Twitter
Terkadang Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan,
namun Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan saat ini.
Tuhan tidak pernah salah, Dia yang Maha Tahu.
Dan Tuhan sangat mengasihi kita.
Tetapi kita sendiri yang sering salah, menilai diri kita sendiri.
Karena menggunakan “parameter” manusia. atau…
Kita kurang berterimakasih kepada Tuhan, akan apa yang telah kita terima.
Ada suatu cerita:
Seorang anak memandang salah satu bunga di taman, dengan penuh kekaguman.
Bunga sangat indah dan warna-warni. Daunnya yang tumbuh dengan suburnya.
Dia memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Pandangannya terhenti ketika dia melihat tanah, dimana bunga itu tumbuh. Dia melihat tanahnya kotor dan agak bau.
Maka anak tersebut mencabut tanaman bunga tersebut, dan memindahkan ke suatu tempat, yang menurut dia lebih bersih dan higienes. Dengan harapan pasti akan lebih indah bunganya.
Namun apa yang terjadi, hari berikutnya bunga itu bukannya tambah indah, tetapi menjadi layu.
Sebaiknya kita harus bisa menyadari dengan sungguh-sungguh, dimana Tuhan menempatkan kita, memberi jabatan kepada kita, memberi tanggung jawab kepada kita. Yang terkadang terasa berat dan melelahkan. Namun percayalah, apabila kita semua melakukan segala yang diberikan Tuhan, dengan sungguh-sungguh, pasti kita akan berbunga indah dan berbuah lebat.
Jangan takut, karena Tuhan memberikan:
- Roh Kudus(hati kecil)
- Firman Allah(Kitab Suci)
- Hukum kasih
3 hal tersebut bisa menjadi “parameter” untuk mengikuti kehendak Allah.
Apabila bertentangan dengan 3 hal tersebut, pasti itu bukan kehendak Tuhan.
Terpujilah Allah selama-lamanya.
Berkah Dalem..

Permohonan

Ketika kumohon pada Allah:
kekuatan.. diberinya kesulitan agar aku kuat,
bijaksana.. diberinya masalah untuk ku pecahkan,
cinta.. diberinya orang-orang bermasalah untuk ku tolong.

Yesuslah Jawaban

Melangkah di kegelapan membuat hatiku risau
Melangkah di tengah badai dan gunung yang tinggi
membuat hati goyah
Saat dunia terasa begitu gelap dan badai hidup
terus menerjang bagai ombak yang berlarian di tepi pantai
Kemanakah aku berlari..???
kemanakah aku harus mengaduh..???
YESUS Jawabannya


Links Anda Disamping Kiri Warna Orange

Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks