Aman dalam Perlindungan Tuhan
oleh : Rm. Herman Yoseph Babey, Pr.
“Sebab Aku ini, Tuhan Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: ”Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau”
(Yesaya 41, 13).
Melalui pewartaan nabi Yesaya, Allah memberi harapan hidup baru 
kepada umat Israel dan sekaligus mengajaknya untuk tidak takut 
menghadapi hari-hari kehidupan mereka di tengah pergolakkan hidup yang 
seringkali mendatangkan penderitaan karena penindasan para raja dan 
bangsa-bangsa lainnya. Allah memberikan jaminan bahwa umat Israel akan 
mendapatkan pertolongan dari Allah dan kehidupan baru mereka diwarnai 
dengan aneka kelimpahan rahmat dan kasih Allah. Tentu dari pihak Israel 
dituntut keterbukaan hati untuk mendengarkan Allah dan percaya kepada 
rencana Allah atas hidup mereka.
Perjalanan hidup kita dari saat ke saat selalu diwarnai dengan 
berbagai pergolakkan hidup yang seringkali melelahkan jiwa. Ini terjadi 
karena perlakuan tidak adil dari kaum penguasa atau orang-orang di 
sekitar kita. Kalau realitas penderitaan ini tidak dihadapi dengan iman,
 bisa saja menghantar kita menjadi orang Katolik yang gampang putus asa 
dan mudah meninggalkan Tuhan. Dalam situasi seperti ini, kita perlu 
mencermati sungguh-sungguh akan pewartaan Tuhan kepada umat Israel. 
Janji Tuhan akan menolong umat Israel dan jaminan kehidupan baru yang 
diberikan kepada umat Israel, juga ditujukan kepada kita yang mengimani 
Allah yang satu dan sama. Karena itu kita perlu membangun relasi dengan 
Allah untuk mengalami pertumbuhan iman dengan cara, menyediakan waktu 
untuk berdoa, membaca Firman Allah, mendengarkan dan melaksanakan 
rencana Allah atas hidup kita.
Kita belajar dari proses pertumbuhan iman yang dialami Santo Yohanes 
dari Salib. Di tengan himpitan penderitaan, karena perlakuan sesamanya, 
ia membuka hatinya kepada Allah lewat berdoa dan merenungkan Firman 
Allah. Yohanes sanggup mendengarkan Allah dan  mengalami Kasih Allah 
atas hidupnya. Sambil meneladani sikap hidup Santo Yohanes dari Salib 
mari kita datang kepadaNya dan membiarkan hidup kita diatur oleh rencana
 dan kehendakNya serta menjadikan Allah sebagai tujuan akhir hidup kita.
Ambillah waktu 2-3 menit untuk duduk tenang: rasakan kehadiran Tuhan:
 katuplah kedua matamu……aturlah nafasmu……….temukan kehadiran Allah di 
tengah himpitan hidupmu. Lihatlah….Ia membuka tanganNya seraya berkata, 
“Jangan takut, Aku yang menolong engkau!”
Ya Tuhan, dalam kebesaran rahmatMU, biarkanlah anakMu selalu aman dalam perlindungan kasihMU. Amin




