Home » » Cinta dari Wamena, Film Edukasi HIV/AIDS di Papua

Cinta dari Wamena, Film Edukasi HIV/AIDS di Papua

Written By Unknown on Minggu, 09 Februari 2014 | 23.09

Cinta dari Wamena, Film Edukasi HIV/AIDS di Papua


Enda diperankan Amyra Jessica dan Litius diperankan Maximus Itlay, dalam salah satu adegan film \"Cinta dari Wamena.\" (Foto: situs film Cinta dari Wamena)
 12
Film untuk Edukasi
"Cinta dari Wamena” adalah film yang dibuat untuk tujuan edukasi dan sosialisasi tentang kondisi di Papua. Film ini juga eksperimen dalam kampanye mengatasi HIV/AIDS di Papua. Mandy Marahiminmengatakan, "Profit bukan tujuan utama pembuatan film ini."
Di Papua, film ini diterima dengan baik. Karena dalam proses pengerjaannya didahului dengan survei ke Papua. "Tim kreatif kita pergi ke sana dulu dan ngobrol dengan anak-anak muda di Papua. Mengumpulkan anekdot-anekdot, cerita-cerita dri mereka, baru dari situ kita bikin script," kata Mandy.

"Jadi, ceritanya pun berasal dari orang-orang sana, dari anak-anak muda di sana. Itu mungkin yang bikin penerimaan film itu jadi sangat baik. Karena mereka merasa sangat dekat dengan filmnya," Kata Mandy Marahimin.

Di Papua, film ini ketika diputar bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS. Setelah tayang di bioslop, film ini baru bisa diakses publik melalui DVD empat bulan lagi.
"Kita sangat senang jika bisa diputar di mana-mana. Bulan September dan Oktober, filmnya akan tayang ke beberapa kampus di Jabodetabek. Setiap pemutaran, kita kerja sama dengan mahasiswa kedokteran. Setelah pemutaram, kita diskusi, karena film ini dibuat untuk sosialisasi."

Tiga Pekan Syuting

Persiapan film “Cinta dari Wamena” tidak terlalu lama, hanya sebulan. Syutingnya memakan waktu tiga pekan. Dua pekan di Papua, satu pekan di Jakarta. "Yang memang lama itu adalah pasca produksinya," kata Mandy Marahimin.
Film ini kebanyakan dibintangi para pendatang baru. Mandy Marahimin mengatakan, "Acting aktor-aktrisnya sangat natural, karena mereka belum pernah acting sebelumnya."

"Kita memang bikin pelatihan acting. Dua minggu sebelum syuting, kita ada pelatih teater, dan mereka semua masuk kelas. Jadi kayak sekolah. Trainer-nya juga kebetulan sudah lama di Papua. Jadi, kita nggak mencari jauh-jauh, ada juga di sana."

Tidak Tabu Dibicarakan

Walau HIV/AIDS sesuatu yang sangat sensitif tetapi tidak tabu dibicarakan. Dalam pembuatan film, semua sangat lancar. "Orang-orang di sana sangat ramah, kita banyak dibantu."
Dokter Ronald Gunawan merupakan  ko-produser sekaligus nara sumber. Dia aktivis HIV/AIDS dan sudah belasan tahun tinggal di papua. Dia menjadi nara sumber data medis tentang Papua. Kondisi penderita HIV/AIDS di Papua menjadi hal terburuk di Indonesia. Termasuk prediksi kalau HIV/AIDS di Papua  ini tidak segera ditangani, orang-orang asli Papua akan punah dalam 20 tahun.
"Saya memang senang bikin film tidak cuma untuk entertainment. Maunya ada sesuatu yang bisa dibawa orang pada saat pulang. Cuman saya belum tahu, berikutnya mau bikin film apa. Temanya pasti tidak akan jauh dari setelah orang Indonesia menonton itu ada yang bisa direnungkan." kata Mandy Marahimin ketika diwawancara.

Dalam film itu, Maximus Itlay sebagai Litius, Benyamin Lagowan sebagai Tembi, dan Madonna Marrey sebagai Martha yang merupakan pendatang baru dalam film nasional adalah nama-nama pemeran utama “Cinta dari Wamena”. Sementara bintang dalam film ini antara lain Amyra Jessica sebagai Enda, Nicholas Saputra sebagai Daniel, dan Susan Bachtiar sebagai Maya.
Editor : Sabar Subekti
Share this article :


Links Anda Disamping Kiri Warna Orange

Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks